Ada berbagai opsi metode operasi katarak. Lantas, yang mana teknik yang bagus?
Katarak adalah kondisi kekeruhan lensa mata yang paling banyak disebabkan oleh proses penuaan. Lensa mata berfungsi untuk memfokuskan cahaya agar dapat terbentuk bayangan di saraf mata (retina). Lensa mata terdiri dari jaringan yang memiliki konsistensi seperti jeli yang dibungkus oleh semacam selaput tipis yang disebut kapsul. Lensa berbentuk seperti cakram dengan ukuran yang kecil sekali, yaitu diameter sepuluh milimeter dan ketebalan lima milimeter. Lensa memiliki tali penggantung yang disebut zonula zinii pada bagian pinggirnya. Kekeruhan lensa akan menghambat masuknya cahaya ke dalam mata sehingga penderitanya akan mengeluhkan penglihatan yang buram. Semakin lama kekeruhan ini akan semakin menebal dan lensa mata juga akan mengalami pengerasan yang dapat mengakibatkan kebutaan.
Agar dapat melihat kembali dengan jelas, kekeruhan lensa ini harus dibersihkan. Caranya, dengan melakukan operasi. Operasi katarak telah dikenal sejak abad 5 SM (Sebelum Masehi). Saat itu operasi katarak dilakukan dengan menggunakan jarum untuk melepaskan lensa dari tali penggantungnya. Teknik ini dikenal dengan nama couching. Lensa yang mengalami katarak tidak dikeluarkan dari mata. Cara ini tentu saja rentan mengalami komplikasi seperti infeksi, peradangan yang terus menerus, dan lain-lain.
Pada perkembangan berikutnya, ditemukan cara agar lensa yang keruh dapat dikeluarkan dari dalam mata. Dibuatlah luka sayatan di dinding bola mata yang cukup lebar sebagai tempat mengeluarkan lensa setelah tali penggantungnya diputus. Teknik ini disebut Intracapsular Cataract Extraction (ICCE). Metode yang lain, hanya mengeluarkan bagian inti lensa yang keruh dan meninggalkan kapsul pembungkusnya, disebut Extracapsular Cataract Extraction (ECCE).
Setelah katarak dikeluarkan, jalur cahaya menjadi lancar tanpa hambatan. Tapi mata kehilangan fungsinya yang penting, yaitu memfokuskan cahaya. Penglihatan pasien menjadi lebih terang, tapi tidak dapat melihat dengan tajam. Pasien membutuhkan kacamata tebal dan berat (kacamata berukuran plus sepuluh) agar dapat melihat jelas.
Pada tahun 1949, Sir Harold Ridley menemukan material akrilik yang bening seperti kaca yang dapat disimpan di dalam mata, disebut sebagai lensa implan, untuk menggantikan fungsi lensa yang sudah dikeluarkan. Teknik operasi ECCE memiliki kelebihan dibandingkan ICCE, karena pada ECCE kapsul lensa yang yang tidak ikut dikeluarkan bermanfaat sebagai “wadah” lensa implan akrilik yang dipasang di dalam mata. Teknik ini kemudian menjadi metode operasi katarak dasar di dalam kurikulum pendidikan dokter. Seorang dokter spesialis mata harus menguasai teknik operasi ECCE dengan baik sebelum mempelajari teknik operasi yang lain.
Luka operasi yang dibuat dalam teknik ECCE dan ICCE cukup lebar (lebih kurang satu sentimeter) sehingga perlu dijahit untuk menjaga bola mata agar tidak bocor. Luka yang lebar ini berpengaruh pada penyembuhan yang menjadi lebih lama. Metode ini dikembangkan dengan membuat luka sedemikian rupa agar ukurannya menjadi lebih kecil (kurang lebih enam milimeter) dan tidak perlu dijahit, disebut Small Incision Cataract Surgery (SICS). Teknik SICS diakui lebih efisien dibandingkan ECCE karena tidak perlu dijahit dan menjadi pilihan untuk melakukan operasi dalam volume besar, seperti operasi katarak massal.
Cara-cara di atas merupakan operasi dengan teknik yang manual. Tidak melibatkan mesin sama sekali. Pada tahun 1967, ditemukan bahwa inti lensa yang keruh dapat dihancurkan menggunakan gelombang ultrasonik. Bagian lensa yang sudah hancur ini kemudian disedot sampai habis. Gelombang ultrasonik dihasilkan melalui alat yang disebut Phaco-tip yang dimasukkan ke dalam mata. Bentuknya seperti sedotan dengan diameter kurang dari tiga milimeter sehingga luka yang dibutuhkan kecil sekali dan tidak perlu dijahit. Lensa implan yang sebelumnya berbahan akrilik yang keras juga sudah dapat dibuat dari bahan silikon yang sangat lunak, sehingga dapat digulung supaya bisa melewati celah luka yang kecil tadi. Teknik operasi ini disebut sebagai fakoemulsifikasi (phacoemulsification). Ada salah kaprah di masyarakat yang menyebutnya teknik operasi laser. Fakoemulsifikasi tidak melibatkan sinar laser dalam proses pengerjaannya. Operasi mata yang melibatkan penggunaan sinar laser, diantaranya operasi selaput saraf mata (retina) dan operasi LASIK untuk mengurangi minus mata.
Jadi secara umum ada tiga metode operasi katarak, yaitu ECCE, SICS, dan fakoemulsifikasi. Operasi katarak ICCE hanya dilakukan pada kasus katarak dengan kondisi tertentu. Beberapa dokter spesialis mata bahkan memiliki kemampuan melakukan semua teknik operasi katarak. Yang mana metode yang paling bagus? Ketiga teknik operasi ini memberikan hasil operasi yang baik. Pemilihan teknik operasi katarak melibatkan banyak pertimbangan. Pertimbangan yang utama adalah kondisi pasien, ketersediaan sarana prasarana, dan kemampuan dokter. Di tangan dokter yang ahli dan terampil, bahkan operasi ECCE-pun dapat berlangsung sangat cepat, hanya beberapa menit saja. Ketiga metode ini dapat dilakukan dalam pembiusan atau anestesi lokal. Pembiusan umum dipilih bila pasien memiliki kondisi khusus yang tidak memungkinkan pembiusan secara lokal, diantaranya penyakit penyerta, pasien dengan kecemasan tinggi, gangguan pendengaran, dan sebagainya.
Semoga ada gambaran ya, mengenai macam-macam teknik operasi katarak. Tidak perlu sungkan untuk bertanya dan berdiskusi dengan dokter untuk mengetahui rencana tindakan yang akan dilakukan. Tidak hanya mengenai operasi katarak saja, tapi juga untuk hal lainnya yang berkaitan dengan layanan kesehatan yang kita terima. Merupakan hak pasien untuk bertanya dan mendapatkan penjelasan mengenai masalah yang belum dimengerti.
Sumber
- Lens and Cataract, Basic and Clinical Science Course, American Academy of Ophthalmology, 2020.
- Jonathan Rho, Kourtney Houser, , History of Cataract Surgery, https://eyewiki.aao.org.
- Gambar: pexels.com